Modernis.co, Jakarta – Kemampuan kelola emosi anak tuh masih perlu bimbingan dan arahan dari orang tua. Termasuk kasih contoh buat mereka.
Mengurus anak memang seru, akan tetapi kadang bikin kita ketrigger juga. Apalagi pas si anak lagi tantrum atau emosi gonjang ganjing.
Sebagai orang tua, kita perlu jadi vibe yang menenangkan, bukan malah ikutan ngegas. Tujuannya, supaya anak kita bisa skill up dalam ngelola perasaannya.
Biar nanti pas dewasa mereka nggak gampang emosian dan bisa jadi individu yang staycu tenang/bijak di setiap situasi.
Berikut ini 5 cara yang bisa kita lakukan buat bantu anak mengelola emosinya, pakai bahasa yang relate banget:
1. Validasi Dulu, Jangan Langsung Kepo atau Nge-Judge
Saat anak nangis, marah, atau lagi lowkey sedih, jangan langsung bilang, “Ah, gitu aja kok nangis!” atau “Udah, jangan marah, itu kan sepele!” Stop kalimat-kalimat yang meremehkan perasaan mereka!
Langkah pertama yang perlu dilakukan bukan ngegas atau langsung motong emosinya. Akan tetapi kasih validasi perasaannya dulu.
Katakan, “Mama/Papa tahu kamu lagi sebel banget”, “Kamu pasti kaget ya, makanya nangis”, atau “Kamu pasti capek ya, coba cerita tadi kenapa sih?”
Dengan ini, kita memberitahu mereka bahwa apa yang mereka rasakan itu valid, nggak cringe, dan ngasih rasa aman. Setelah perasaan mereka diakui, mereka akan lebih tenang buat mulai cerita.
2. Ajari Mereka Name The Feeling, Biar Gak Bingung Sendiri
Banyak anak meledak emosinya karena mereka nggak punya “kata-kata” untuk menjelaskan perasaannya. Kita harus bantu mereka upgrade kosakatanya!
Coba tanya, “Ini rasanya marah atau kecewa?” Tunjukkan ekspresi wajah yang gak datar. Sediakan kamus emosi buat mereka.
Dengan tahu nama perasaannya, mereka jadi lebih mudah mengomunikasikan, “Aku sebel karena mainanku diambil,” daripada cuma teriak-teriak nggak jelas.
Ini namanya mengajarkan emosional literacy. Kasih tau diki-dikit kalau mereka lagi sebel, marah, kecewa, itu gak harus dilampiasakan pake ketantruman.

3. Siapkan Safe Space alias Tempat Menenangkan Diri
Ketika emosi anak sudah sampai ke level max, beri mereka space buat menenangkan diri. Ini bukan hukuman, ya! Kita bisa siapkan satu sudut di rumah yang nyaman, kita sebut saja “Healing Corner” mereka.
Jadi kids, kamu mau dipeluk, cerita, atau mau nenangin diri dulu?
Tujuannya, mereka belajar bahwa saat emosi overload, mereka bisa take a break dan melakukan teknik coping (seperti tarik napas, menghitung, atau memeluk boneka) daripada teriak-teriak atau banting barang.
Ajari mereka, ambil napas dalam-dalam, hitung sampai sepuluh cara ini ampuh meredakan amarah. Emang sih, ini gak bisa tiba-tiba. Harus diajarkan sedini mungkin.
4. Jadi Role Model yang Chill dan Stay Calm
Anak-anak itu spesialis meniru. Mereka nggak cuma mendengar kata-kata kita, tapi juga melihat kelakuan orang di sekitarnya.
Kalau kita sendiri gampang emosi, sering teriak, atau marah-marah saat ketrigger masalah sepele, jangan kaget kalau anak kita jadi 11-12 sama kita.
Tunjukkan pada mereka cara mengelola emosi yang baik. Saat kita kesal, bilang, “Wah, Papa/Mama lagi bete banget nih, kayaknya perlu tarik napas dulu.”
Dengan begitu, kita mengajarkan mereka bahwa orang dewasa pun merasakan emosi negatif, tapi mereka punya strategi buat mengatasinya dengan cara yang wise dan nggak merugikan orang lain.
5. Fokus ke Solusi, Gak Cuma Red Flag Perilakunya
Setelah anak tenang, saatnya kita debriefing! Ajak mereka bicara, tapi jangan langsung menyalahkan. Fokuskan obrolan pada apa yang bisa dilakukan next time.
Tanyakan, “Tadi kamu marah banget, apa yang harus kita lakukan kalau kejadian ini terulang?” Biarkan anak memberi ide solusinya sendiri.
Mungkin mereka akan bilang, “Aku akan minta tolong Mama” atau “Aku akan hitung sampai sepuluh.” Ketika mereka bisa menemukan solusinya, apresiasi usahanya! Kasih pujian yang tulus.
Ini membangun rasa tanggung jawab dan membuat mereka merasa punya kontrol atas perasaannya sendiri. Mereka jadi tahu, nggak semua masalah harus direspons dengan cara agresif.
Mengelola emosi itu proses seumur hidup. Jadi, gak apa-apa kalau anak kita masih sering trial and error. Lakukan, evaluasi, be better.
Tugas kita adalah terus dampingi mereka dengan sabar, kasih support, masukan, dan pastikan bikin vibe rumah selalu nyaman buat mereka berekspresi.
Itulah beberapa cara jitu buat ngajarin anak cara kelola emosi yang bijaksana. Lakukan aja yang paling mudah menurutmu, step by step ya. Semangat bestie! (IF)